Latih Siswa SMA Untuk Menjadi Duta Anti Bullying Kota Semarang

Latih Siswa SMA Untuk Menjadi Duta Anti Bullying Kota Semarang

"

        Semarang - Dalam rangka meminimalisir dan mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah, Rumah Duta Revolusi Mental Kota Semarang memberikan pelatihan, berupa Bimbingan Teknis kepada peserta didik di tingkat SMA dan sederajat Kota Semarang. Bullying merupakan fenomena baru yang acap kali terjadi di lingkungan sekolah, mulai bullying secara verbal bahkan sampai bullying secara fisik dan juga cyber bullying.

 

    ”Adik-adik ini akan kami latih sebagai duta anti bullying di Kota Semarang, untuk memberikan pemahaman kepada teman-teman sebayanya akan bahaya bullying”, tegas Budi Satmoko Adji yang merupakan kepala Bidang Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, ketika memberikan sambutan dan membuka acara.

 

       Budi menambahkan, pola pendidikan anak zaman sekarang sangat berbeda dengan zaman dulu. Perkembangan teknologi yang sangat pesat salah satu pengaruh banyaknya terjadi perilaku bullying di sekolah, dulu belum ada hand phone, smartphone, gadget, sekarang hampir semua siswa SMA memilikinya. Sehingga sangat mudah orang melakukan bullying di dunia maya, yang biasa disebut cyber bullying. Para peserta akan diberikan pengetahuan tentang berbagai materi tentang bullying, mulai dari pengertian bullying, macam-macam perbuatan bullying, akibat negative bullying, cara pencegahan bullying.

 

        “Siswa sekolah SMA sangat potensial untuk dijadikan duta anti bullying, karena memang acap kali bullying itu terjadi di lingkungan sekolah, apalagi secara psikologis, siswa SMA mulai menginjak masa pubertas, yang mempunyai sifat masa-masa labil perubahan perilaku remaja”, papar Deny Herbayanti, M. Psi, Psikolog nara sumber pelatihan.

 

       “Dampak psikologis bullying bisa sangat berbahaya, apabila tidak di cegah sejak dini. Dapat menurunkan prestasi akademik, rasa takut, malu, depresi, marah, psikosomatis, bahkan bisa sampai melakukan percobaan bunuh diri”, jelas Deny.

 

        Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, 19 – 20 April 2017, mengambil tempat di Hotel Grand Edge Kota Semarang. Dan di ikuti oleh peserta didik dari SMA, MA, SMK di Kota Semarang. Selain siswa mendapatkan materi teoritis tentang bulying, juga langsung dilatih untuk mempraktekkan.

 

       Ada siswa yang berperan sebagai korban, pelaku dan juga konselor. “Siswa peserta pelatihan, harus kami bekali praktek secara langsung, sehingga ketika terjadi bullying di lingkungan sekolahnya, siswa tau dan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya”, jelas Lainatul Mudzkiyah, S.Psi., M.Psi., Psikolog narasumber kedua dari UIN Walisongo Semarang. “kami sangat senang sekali mengikuti acara ini, sungguh ini pengalaman berharga bagi kami. Kami dapat ilmu, dapat teman baru”, ungkap Albetta Kharisma dari SMK N 6 Semarang.

 

        Betta sapaan akrabnya, menambahkan “Jika di biarkan ternyata bahaya bullying itu sangat berbahaya. Padahal bullying sering sekali terjadi di sekolah. Akhirnya kami dapat ilmu tentang bullying dan cara mengatasinya”. “terima kasih kepada Pemkot Semarang, dan juga RDRM yang telah melatih kami para siswa untuk menjadi Duta Anti  Bullying Kota Semarang. Semoga Kota Semarang bebas dari Bullying”, Harapan Rafael Adrian Lianto dari SMA Sedes Sapientie Kota Semarang.(RDRM)

"

Dipost Oleh Super Administrator

No matter how exciting or significant a person's life is, a poorly written biography will make it seem like a snore. On the other hand, a good biographer can draw insight from an ordinary life-because they recognize that even the most exciting life is an ordinary life! After all, a biography isn't supposed to be a collection of facts assembled in chronological order; it's the biographer's interpretation of how that life was different and important.

Post Terkait